Thursday, November 27, 2008

Ertinya Cinta dan Kasih........‏

Demi mensyukuri kelahiran RasuluLlah s.'a.w.w. yang sangat-sangat dikasihi, berikut ialah sebahagian dari ceramah guru saya yang dikasihi, Dr Jalaluddin Rakhmat:

Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.

Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”

Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.

Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”

Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.

Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”

Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.

Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”

Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut Rasulullah Saw.

Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.

Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.

Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah. Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh kebanyakan umat manusia.

[Sebahagian petikan ceramah yang disampaikan Kang Jalal pada Pengajian Lebak Bulus 8 Mei 2003]

Saturday, November 22, 2008

Zikir : Kesannya Pada Otak Manusia...!!



Otak hanyalah aktiviti-aktiviti bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabk an untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi membolehkan ia berfungsi dengan sempurna. Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain. Semua aktiviti yang kita lakukan dan kefahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah daripada aliran interaksi bio-elektrik yang tidak terbatas.


Oleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif. Ini menyebabkan berlakunya satu aliran bio-elektrik di kawasan-kawasan saraf otak tersebut. Apabila zikir disebut berulang-ulang kali, aktiviti saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-elektrik. Lama-kelamaan kumpulan saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kumpulan saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan. Otak mula memahami perkara baru, melihat dari sudut perspektif berbeza dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini. Otak yang segar dan cergas secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.

Hasil kajian makmal yang dilakukan terhadap subjek ini dimuatkan dalam majalah Scientific American, keluaran Disember 1993. satu kajian yang dilakukan di Universiti Washington dan ujian ini dilakukan melalui ujian imbasan PET yang mengukur kadar aktiviti otak manusia secara tidak sedar. Dalam kajian ini, sukarelawan diberikan satu senarai perkataan benda. Mereka dikehendaki membaca setiap perkataan tersebut satu persatu dan mengaitkan perkataan-perkataan dengan kata kerja yang berkaitan. Apabila sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bahagian berbeza otak mempamerkan peningkatan aktiviti saraf, termasuk di bahagian depan otak dan korteks.

Menariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi senarai perkataan yang sama berulang-ulang kali, aktiviti saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain. Apabila senarai perkataan baru diberikan kepada mereka, aktiviti saraf kembali meningkat di kawasan pertama. Ini sekali gus membuktikan secara saintifik bahawa perkataan yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kecergasan otak dan menambah kemampuannya.

Oleh itu, saudara-saudara ku seIslam, ketika saintis Barat baru menemui mukjizat ini, kita umat terpilih ini telah lama mengamalkannya dan menerima manfaatnya. Malang bagi mereka yang masih memandang enteng kepentingan berzikir dan mengabaikannya.

Friday, November 21, 2008

Tazkirah Jumaat : Manusia Yang Dibenci Allah

Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah membenci orangtua yang suka berzina, orang kaya yang berbuat zalim, orang fakir yang sombong, peminta-minta yang memaksa, dan Allah menghapus pahala orang yang memberi namun mengungkit-ungkit (pemberiannya). Allah juga membenci orang yang suka pamer dengan kekayaannya lagi pendusta!” (Mizan al-Hikmah hadits no. 1757, Bihar al-Anwar 72:145)
Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala membenci setiap orang yang pandai akan urusan dunia tapi bodoh akan urusan akhirat.” (Kanzul ‘Ummal hadits no. 28982)


Rasulullah Saw bersabda : “Sesungguhnya Allah Swt membenci orang yang selalu bermasam muka kepada saudara-saudaranya.” (Mustadrak al-Wasail 2:61)


Imam Ali as : “Makhluk yang paling dibenci Allah Ta’ala adalah orang yang kaya tapi kikir!” (Mizan al-Hikmah hadis no. 1758)

Imam Ali as : “Sesungguhnya Allah Swt membenci orang yang panjang angan-angan, namun engan beramal.” (Ibid, hadis no. 1759)

Imam Muhammad al-Baqir as : “Sesungguhnya Allah membenci orang tua yang bodoh, orang kaya yang zalim, dan orang fakir yang congkak!” (Ibid, hadits no. 1762)

Imam Ali as : “Manusia yang sangat dibenci Allah adalah orang yang cita-citanya ingin memenuhi keinginan perut dan kemaluannya saja.” (Ibid, hadist no. 1770)




Na’udzu billahi min dzalik…